Sejarah Klasifikasi Islam


Sejarah Klasifikasi Islam

Sejarah Klasifikasi Islam

[1]Klasifikasi adalah proses pengelompokkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama. Jadi klasifikasi islam adalah proses pengelompokan proses pengelompokkan benda/entitas yang sama serta memisahkan benda/entitas yang tidak sama berdasarkan subyek tentang ilmu-ilmu keislaman atau yang berhubungan dengan islam.

[2]Sejarah klasifikasi islam dimulai pada tahun 1979,  Ziauddin  Sardar  telah  menulis  sebuah bagan klasifikasi Islam  yang  berjudul  Islam:  Outline  of  a  classification  scheme.  Selanjutnya  ia menyatakan  bahwa  tujuan  pembuatan bagan  klasifikasi  Islam  tersebut  adalah untuk  mendorong  perdebatan  dan  diskusi bagan klasifikasi  kontemporer  tentang Islam  serta  membuat  suatu  model. Kegiatan  tersebut  merupakan salah  satu  upaya  yang  dilakukan  Ziauddin  Sardar  untuk  menghasilkan bagan klasifikasi  tentang  Islam  yang  bersumber  dari  Ranganathan’s  Colon Classification.

Selanjutnya, Sardar memaparkan masalah yang terkait dengan pengelompokan subjek tentang Islam dalam tiga klasifikasi yaitu DDC, UDC dan
LC.  Lebih  jauh  dia  menyatakan  bahwa  masalah  klasifikasi  untuk  para  sarjana muslim  tidak  hanya  bagaimana  mengatur  buku  di  rak,  tetapi  juga  bagaimana mengorganisir  pengetahuan  sehingga  dapat  ditransfer  secara  sistematis  ke generasi berikutnya. Sebagai solusi untuk masalah ini, Sardar merekomendasikan beberapa  pemikiran. Pertama, pustakawan  dan  ilmuwan  muslim membutuhkan bagan  informasi umum  untuk  klasifikasi  sumber  daya  Islam  di  seluruh  dunia. Kedua, mereka  juga  membutuhkan  bagan  yang  lebih  khusus dalam  bahasa  lokal. Ketiga,  bagan  yang  lebih  baru  akan  membuka  pemikiran  baru  untuk  suatu penelitian.

Prinsip pembagian kelas klasifikasi Islam ini dibagi berbeda dengan DDC dan  UDC,  karena  kelas  utama dikelompokan  menjadi enam  belas dan hanya mencakup  bidang  ilmu  pengetahuan  keislaman.  Bagan  klasifikasi  Islam  ini  juga dilengkapi dengan tabel pembantu dan indeks relatif yang mempunyai fungsi yang sama  dengan  DDC  dan  UDC.  Stuktur  pembagian  kelas  klasifikasi  Islam  ini dikelompokan sebagai berikut :

A.  Pre-Main Classes

1.    Religion
2.    Pre-Judaic Religion
3.    Judaism
4.    Christianity

B.  Main Classes

1.    Islam
2.    The Qur’an: Wahy
3.    Hadith
4.    Phophet Muhammad: The Seerah
5.    Muslim Faith
6.    Philosophy
7.    Ibadah
8.    Politics
9.    Law
10.     Economics
11.     Education and Learning
12.     History and People
13.     Civilisation and Culture
14.     The Ummah
15.    Human Behavioural Characteristics
16.     Contemporary Issues

C.  Post-Classes

1.    Minority View
2.    Contemporary Philosophies
3.    Common Attributes

D.  Auxiliary Schedules

1.    Time
2.    Geographical Subdivision
3.    Language
4.    Bibliographic Form Division

Pembagian taksonomi keilmuan menurut Ziauddin Sardar yang dituangkan
dalam bagan Islam: Outline of a Classification Scheme dalam sub faset Pre-Main Classes  belum  mengakomodir  seluruh  agama  di  dunia  seperti  agama  Hindu, Budha  dan  sekte-sekte  keagamaan.  Hal  ini  dikarenakan  Ziauddin  Sardar berpedoman  pada  ajaran  agama  Islam,  yaitu  tentang  uraian  agama  yang diturunkan oleh Allah SWT itu ada tiga, yaitu agama Yahudi, Nasrani dan Islam. Ketiga  agama  tersebut  dikenal  dengan  istilah  agama  samawi,  sebagaimana dijelaskan dalam Q.S Al-Baqarah ayat 135-136 dan Q.S Al-Imran ayat 64.

[3]Akan tetapi dibuat juga sebuah adaptasi  dan  perluasan  notasi  297  DDC dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Perpustakaan Nasional RI sebagai instansi Pembina yang bertanggung jawab menyediakan pedoman yang baku, standar dan taat  azas  untuk  pengolahan  semua  jenis  bahan  pustaka,  termasuk  di  dalamnya menyediakan  pedoman  klasifikasi  untuk  agama  Islam. Selain  itu,  dibuatnya pedoman  tersebut  adalah  untuk  mengatasi  kelemahan  dan  menyeragamkan penggunaan penggunaan  bagan klasifikasi dibidang agama Islam di perpustakaan seluruh  Indonesia,  serta  untuk  memenuhi  kebutuhan  bangsa  Indonesia  yang mayoritas agama Islam.

Pedoman  klasifikasi  Islam  pertama  kali  diterbitkan  oleh  Perpustakaan Nasional adalah ―Klasifikasi  Bahan  Pustaka  tentang  Indonesia  Menurut  DDC oleh  Soekarman  dan  J.N.B  Tairas”,  diterbitkan  pada  tahun  1993  dan menggunakan  notasi  2X0.  Pada  tahun  2005  Perpustakaan  Nasional  kembali menerbitkan  pedoman  klasifikasi  Islam  dengan  judul “Klasifikasi  Islam:  Adaptasi  dan  Perluasan  Notasi  297  Dewey  Decimal  Classification  (DDC).
Berbeda dengan edisi  sebelumnya, notasi  yang digunakan adalah 297. Penerbitan pedoman  klasifikasi  Islam  tersebut  dilatarbelakangi  oleh  perkembangan  literatur bidang    agama  khususnya  agama  Islam  cukup  besar.  Selain  itu,  dalam  sistem klasifikasi  persepuluhan  Dewey  (edisi  22),  kelas  agama  Islam  menempati  seksi (297)  yang  kecil  dan  terbatas.

Dalam  berbagai  kajian  penggunaan  klasifikasi persepuluhan  Dewey  bidang  agama  Islam  notasinya  dirasa  kurang  memadai, terbukti  dari  segi  posisinya  hanya  menempati  suatu  seksi,  struktur  notasi  kurang mencerminkan  pengembangan  ilmu  bidang  agama  Islam  maupun  kelengkapan subjek. Pada tahun  berikutnya, Perpustakaan  Nasional  menyusun kembali Daftar Tajuk  Subjek  Islam. Kedua  pedoman  ini  menjadi  produk  yang  dibakukan  oleh Perpustakaan  Nasional  dan  Badan  Standarisasi  Nasional  (BSN)  dan  diterbitkan pada tahun 2006 dengan judul ―Daftar Tajuk Subjek Islam dan Klasifikasi Islam: 22 Universitas Indonesia Adaptasi  dan  Perluasan  Notasi  297  Dewey  Decimal  Classification”

Penyusunan bagan klasifikasi Islam  ini didasarkan pada struktur yang ada dalam  DDC. Bagan ini  terdiri  dari  tiga  bagian  utama  yaitu  bagan  yang  memuat istilah-istilah  subjek  dalam  bidang  kajian  Islam  dengan disertai  notasi  dasar  dari 297–297.9, tabel-tabel dan indeks untuk membantu pemakai dalam mencari notasi subjek. Dengan  berdasarkan prinsip persepuluhan seperti DDC, dalam  menyusun bagan  klasifikasi,  Namun  bagan  klasifikasi  Islam  ini  membagi  seksi  menjadi sepuluh  kelas  sub  seksi,  dan  dari  sepuluh  kelas  sub  seksi  dibagi  lagi  menjadi sepuluh sub-sub seksi kelas, dan seterusnya. Sepuluh kelas seksi tersebut adalah sebagai berikut:

297  Islam Umum
297.1  Al-Qur‘an dan Ilmu yang berkaitan
297.2  Hadis dan ilmu yang berkaitan
297.3  Aqaid dan ilmu yang berkaitan
297.4  Fiqih
297.5  Ahlak dan Tasawuf
297.6  Sosial dan Budaya
297.7  Filsafat dan perkembangan
297.8  Aliran dan Sekte
297.9  Sejarah Islam dan Biografi

Penggunaan tabel dalam bagan klasifikasi Islam ini terdiri dari enam tabel, yaitu  tabel  subdivisi  standar  (tabel  1)  ,  tabel  wilayah  (tabel  2),  tabel  sub  divisi kesusastraan  (tabel  3),  tabel  sub  divisi  bahasa  (tabel  4),  tabel  5  etnik  dan kelompok  bangsa  (tabel  5)  dan  tabel  bahasa  (tabel  6).  Indeks  di  dalam  bagan  ini juga mengunakan indeks relatif, yaitu berusaha mengumpulan aspek-aspek subjek berkaitan.


[1] Sulistyo-Basuki. (1991).  Pengantar Ilmu  Perpustakaan.  Jakarta:  Gramedia: Pustaka Utama.
[2] Sardar,  Ziauddin. (1979). Islam: Outline  Of  A  Classification Scheme. London: Clive Bingley LTD
[3] Kailani  Er,  Muh (Penyunting). (2006). Daftar tajuk subjek  Islam  dan klasifikasi Islam:  Adaptasi  dan perluasan notasi  297  Dewey  Decimal  Classification (DDC). Jakarta: Perpustakaan Nasional R.I

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel